Jogja atau Pulau Jawa memang banyak diwarisi peninggalan sejarah yang luar biasa keindahan dan nilai seninya. Salah satunya Candi Sambisari, yang sayangnya belum banyak orang tahu. Candi Sambisari ini masih berlokasi di kawasan Sleman, Jogjakarta. Sedangkan nama Candi Sambisari diambil dari nama Desa Sambisari. Candi Sambisari ini dibuat sekitar abad ke 9 Masehi oleh seorang Raja Mataram yang bernama Raja Rakai Garung. Soal tempat, candi ini terkelola dengan baik dan disekelilinggnya dihias dengan rumput hijau yang subur. Dengan memiliki 4 pintu masuk.
Menurut kisah yang pernah diceritakan, candi Sambisari ini ditemukan oleh seorang petani saat mencangkul tanah di sawahnya. Petani itu bernama Bapak Karyowinangun pada sekitar tahun 1966. Beliau merasakan cangkulnya terbentur sebuah batu, yang diketahui salah satu bebatuan candi. Barulah setelah itu Beliau memanggil warga dan para ahli untuk menindaklanjuti penemuannya itu. Enggak heran, kalau letak Candi Sambisari ini tdak seimbang dengan dataran di sekelilingnya. Sekitar 6,5 meter lebih rendah dari dataran yang ada di sekelilingnya. Para ahli menduga, Candi Sambisari ini tertutup oleh abu vulkanik akibat letusan Gunung Merapi yang sangat dahsyat pada waktu itu. Mungkin, iya.
Candi Sambisari ini salah satu candi Hindu yang ada di pulau Jawa. Jenis candi ini adalah Siwaisme, yang berarti tempat khusus yang diperuntukkan hanya menyembah Dewa Siwa. Candi ini hanya memiliki 1 induk serta 3 candi pendamping. Dan di sekeliling candi tersebut, ada batu-batu yang menonjol dengan ukuran kecil. Namanya Lingga-Yoni. Apa itu? Berarti wujud dari kelamin laki-laki dan perempuan. Batu yang bernama Lingga diartikan sebagai wujud dari jenis kelamin laki-laki dan batu Yoni, wujud dari jenis kelamin perempuan.
Bergeser ke candi induk, di candi ini ada beberapa patung yang juga terukir di tubuh candi. Patung sebuah keluarga. Patung-patung itu bernama Patung Agastya, yang tergambar sebagai wujud dari Dewa Siwa sebab seperti maha guru. Di sampingnya, terdapat patung yang bernama Patung Durga, yang tergambar sebagai wujud dewi yang memiliki tangan delapan dan dianggap istri dari Dewa Siwa. Dan patung selanjutnya adalah Patung Ganesha, yang tergambar sedang berdiri di atas Nandi atau lembu, yang juga ditemani dengan salah satu penghuni kahyangan bernama Bajang. Menurut Hindu, Ganesha diartikan sebagai dewa pengetahuan sekaligus dewa perang dan merupakan anak dari Dewa Siwa dan Dewi Durga.
Fasilitas Objek Wisata Candi Sambisari
Ada beberapa fasilitas yang memudahkan kamu saat berkunjung ke Candi Sambisari ini. Selain menikmati keindahan candi ini tentunya. Ada ruang informasi yang akan dengan senang hati mengenalkan sejarah dan seluk beluk mengenai objek wisata satu ini. Di ruang informasi ini kamu bisa melihat beberapa foto mengenai lingkungan sawah Bapak Karyowinangun sebelum digali dan kondisi candi saat abru ditemukan. Lengkap dengan foto-foto proses penggalina, rekontruksi candid an lain sebagainya. Ada juga bangku-bangku yang cukup luas dan menyebar di sekita Candi untuk kamu duduki dan bersantai, menghabiskan lelah. Juga ada Angkringan yang menyediakan menu kuliner tradisional khas Jogja yang bisa kamu nikmati dengan harga yang terjangkau, pastinya.
Objek Wisata Menarik Lainnya: Menikmati Warisan Dunia; Candi Borobudur
Lokasi Objek Wisata Candi Sambisari
Candi Sambisari bisa kamu temui di Desa Sambisari, Kelurahan Puwomartani, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta – Indonesia.
Kalau kamu berangkat dari kota Jogja; Jogja menuju ke arah Bandara Adisucipto sampai ke pertigaan Bandara Adisucipto yang kedua belok kiri dan sudah sampai ke Candi Sambisari ini.
Harga Tiket Masuk Objek Wisata Candi Sambisari
Harga tiket masuk objek wisata ini cukup murah dan bervariasi, antara lain;
- Bagi Dewasa membayar Rp. 2.000 rupiah per orang
- Bagi anak-anak membayar Rp. 1.000 rupiah per orang
Meskipun objek wisata ini enggak terlalu tenar dan favorit bagi wisatawan dalam Negeri, jangan anggap Candi Sambisari ini enggak menarik dan indah, ya. Bagi kamu-kamu yang enggak terlalu suka berwisata sejarah, bolehlah sesekali mengunjungi candi ini sebagai bentuk kebanggaan telah diwarisi peninggalan sejarah yang indah.